Sepecundang apa dirimu?
Dikala teman teman seusiaku sudah memiliki keluarga atau memiliki kerja yang mapan bahkan ada yang sudah mendapatkan mimpinya, sedangkan diriku masih berjalan dijalanan membawa kertas lamaran kerja kesana kemari. Sepanjang jalan sembari menunduk, aku berpikir apa yang salah dari diriku? Apa kesempatan yang sebenarnya telah ku sia-siakan? Apa perubahan yang harus aku lakukan? Karena lelah, akhirnya aku singgah diwarung kopi, akan tetapi riuh dikepalaku masih memberikan jutaan pertanyaan perihal apa dan kenapa? Apakah nasibku yang memang selalu tidak beruntung? Mengapa aku tidak bisa seperti mereka? Apakah mimpiku terlalu tinggi, sehingga mustahil untuk digapai? Atau ketakutan-ketakutanku yang selama ini menghalangiku untuk maju? Apa yang sebenarnya aku cari? Kala semua orang tanpa ragu merendahkanku, aku hanya bisa diam dan mengiyakan apa yang mereka katakan, kala semua orang menghina diriku, aku hanya bisa diam dan mengiyakan lagi apa yang telah mereka lakukan, bahkan disaat semua menj...